Rabu, 11 Desember 2013

Gangguan Cemas Pada Ibu Hamil



Gangguan Cemas Pada Ibu Hamil - Kehamilan dan persalinan adalah salah satu rantai kejadian dalam perkembangan manusia dari lahir sampai mati. Dan setiap perubahan – perubahan kehidupan merupakan stressor pada kehidupan. Pada sebagian wanita, kehamilan dan persalinan merupakan stressor yang minimal dan sebagian besar merupakan saat yang membahagiakan dalam kehidupan. Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi.
Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas.  Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap perubahan lingkungan yang membawa perasaan yang tidak senang atau tidak nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu atau kelompok biososialnya. Selain itu kecemasan  adalah perasaan  yang menyebar, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini sering disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang.
Bentuk dari kecemasan memang bermacam-macam. Para ahli membaginya dalam 2 tingkat :
a. Tingkat psikologis, yaitu kecemasan yang berwujud sebagai gejala –gejala  kejiwaan, seperti tegang,bingung, khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu.
b.   Tingkat fisiologis, yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala –gejala  fisik, terutama pada fungsi saraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, keringat berlebihan, sering mual, gemetar, muka merah dan sukar bernafas.

Kecemasan dianggap hal yang patologis apabila:
·         Kecemasan ini timbul hanya karena peristiwa kecil atau terjadi tanpa sebab.
·         Kecemasan ini luar biasa (demikian hebat) dan persisten.

Seorang wanita hamil biasanya mengalami perasaan ambivalensi. Suatu perasaan yang bersifat menginginkan dan menolak terhadap kehadiran bayinya. Adanya perasaan takut yang berlebihan terhadap kehamilan yang di alaminya, dan hal-hal yang dapat terjadi terhadap kehamilannya, dapat menyebabkan gangguan cemas. Berikut adalah beberapa hal selama kehamilan yang dapat menimbulkan gangguan cemas pada ibu hamil:

Trimester pertama
Adaptasi psikologik terhadap kehamilan bervariasi pada perjalanan kehamilan. Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa wanita tersebut hamil, beberapa perubahan penting terjadi pada minggu-minggu berikutnya.
§  Perubahan dalam harapan-harapan seperti rancangan karir, kebebasan individu, dan menjadi seorang ibu.
§  Perubahan pada konfirmasi tubuh seperti kegemukan dan timbulnya garis-garis pada perut.
§  Perubahan dalam hubungan dengan individu lain.
Perubahan diatas menyebabkan wanita hamil merasa cemas, gusar, ketakutan, dan perasaan panik. Dalam pikiran kehamilan merupakan ancaman, kegawatan, menakutkan, dan membahayakan diri mereka. Mereka tidak hanya menolak kehamilan akan tetapi berusaha pula untuk menggugurkan bahkan mencoba bunuh diri. Komplikasi kehamilan pada trimester ini adalah hiperemis gravidarum dan abortus.
-    Hiperemis Gravidarum
Kehamilan yang paling sering disertai gangguan psikis adalah hiperemis gravidarum. Hiperemis gravidarum selain disebabkan kelainan organik (hiperaciditas lambung, kadar HCG yang tinggi), faktor-faktor psikis sering menjadi dasar penyakit ini misalnya ketidakmatangan psikoseksual, pertentangan dengan suami atau dengan ibu mertua, kesulitan sosial ekonomi, ketakutan atau kecemasan dalam persalinan nanti. Muntah-muntah yang berlebihan merupakan komponen reaksi psikologis terhadap situasi tertentu dalam kehidupan wanita. Tanpa itu biasanya wanita hamil muda hanya menderita rasa mual dan muntah sedikit-sedikit (emesis gravidarum).
-     Abortus
Abortus habitualis dapat disebabkan oleh faktor-faktor psikologis seperti pertentangan emosional yang telah ada sebelumnya atau yang timbul selama kehamilan. Pemikiran dan kecemasan/ketakutan akan beban-beban dan tanggung jawab dalam hubungannya tugas sebagai istri/ibu, akan menimbulkan pertentangan emosional yang hebat pada seorang muda usia mungkin pula abortus habitualis dipengaruhi kecemasan akibat kurangnya perhatian atau pengertian dari pihak suami dan kurangnya bantuan moral dari pihak keluarga, kawan-kawannya serta dari pihak dokter.
b.  Trimester kedua
Dengan berlanjutnya proses kehamilan, wanita hamil mengalami perubahan fokus emosi. Pada trimester kedua ini identifikasi kehamilan sebagai konsep abstrak telah berubah menjadi identifikasi yang nyata. Pada masa ini wanita cenderung untuk memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan janin, dan berfantasi akan angan-angan yang akan dicapainya pada lelahiran nanti.
c.  Trimester ketiga
Selama periode ini sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata. Sebagian belum pernah merasakan tingkat kecemasan ini sebelumnya dan yang lainnya dapat mengatasi kecemasan tersebut dengan baik. Alasan yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan adalah kecemasan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekhawatiran terhadap anaknya.
Komplikasi obstetri pada trimester ini adalah pre-eklamsi dan eklamsi.
Ø  Pre-eklamsi dan Eklamsi
Pada penyelidikan akhir-akhir ini menunjukkan kemungkinan bahwa pre-eklamsi dan eklamsi mempunyai latar belakang psikosomatis. Secara psikologis penyakitnya menunjukkan diri dalam sikap yang kurang wajar, perasaan bersalah, berdosa ataupun cemas terhadap kehamilannya, dan kadang-kadang walaupun jarang ada kecenderungan untuk bunuh diri.
Ø  Partus prematurus
Partus prematurus dapat disebabkan oleh ketegangan psikis, tekanan kehidupan modern, dan diikutsertakan wanita dalam industri. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa frekuensi prematuritas diantara wanita-wanita yang bekerja di kota-kota besar makin meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula wanita yang belum nikah sering melahirkan sebelum waktunya, sehingga kehamilan diluar perkewinan dapat dianggap sebagai faktor etiologik bagi prematuritas .

Demikianlah Gangguan cemas pada ibu hamil. Semoga artikel ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar