Gangguan
Cemas Pada Ibu Hamil
- Kehamilan dan persalinan adalah salah satu rantai kejadian dalam perkembangan
manusia dari lahir sampai mati. Dan setiap perubahan – perubahan kehidupan
merupakan stressor pada kehidupan. Pada sebagian wanita, kehamilan dan
persalinan merupakan stressor yang minimal dan sebagian besar merupakan saat
yang membahagiakan dalam kehidupan. Kemampuan dalam menghadapi keadaan tersebut
tergantung pada usia, pendidikan, maturitas, kepribadian, pengalaman kehamilan
dan persalinan sebelumnya, dan keadaan sosial ekonomi.
Perasaan cemas seringkali menyertai
kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai
klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah
sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu banyak
calon ibu yang muda belia menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut
dan cemas. Beberapa
penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu
hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal.
Kecemasan merupakan reaksi normal
terhadap perubahan lingkungan yang membawa perasaan yang tidak senang atau
tidak nyaman yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustasi yang
mengancam, membahayakan rasa aman, keseimbangan atau kehidupan seorang individu
atau kelompok biososialnya. Selain itu kecemasan adalah perasaan yang menyebar, yang sangat tidak
menyenangkan, agak tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi.
Perasaan ini sering disertai dengan satu atau beberapa reaksi badaniah yang
khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang.
Bentuk dari kecemasan memang
bermacam-macam. Para ahli membaginya dalam 2 tingkat :
a. Tingkat
psikologis, yaitu kecemasan yang berwujud sebagai gejala –gejala kejiwaan, seperti tegang,bingung, khawatir,
sukar berkonsentrasi, perasaan tidak menentu.
b. Tingkat
fisiologis, yaitu kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala
–gejala fisik, terutama pada fungsi
saraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, keringat berlebihan,
sering mual, gemetar, muka merah dan sukar bernafas.
Kecemasan dianggap hal yang patologis apabila:
·
Kecemasan ini timbul hanya
karena peristiwa kecil atau terjadi tanpa sebab.
·
Kecemasan ini luar biasa (demikian
hebat) dan persisten.
Seorang wanita hamil biasanya mengalami perasaan
ambivalensi. Suatu perasaan yang bersifat menginginkan dan menolak terhadap
kehadiran bayinya. Adanya perasaan takut yang berlebihan terhadap kehamilan
yang di alaminya, dan hal-hal yang dapat terjadi terhadap kehamilannya, dapat
menyebabkan gangguan cemas. Berikut adalah beberapa hal selama kehamilan yang
dapat menimbulkan gangguan cemas pada ibu
hamil:
Trimester pertama
Adaptasi psikologik terhadap kehamilan bervariasi pada
perjalanan kehamilan. Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa wanita
tersebut hamil, beberapa perubahan penting terjadi pada minggu-minggu
berikutnya.
§ Perubahan dalam harapan-harapan seperti rancangan karir, kebebasan
individu, dan menjadi seorang ibu.
§ Perubahan pada konfirmasi tubuh seperti kegemukan dan timbulnya
garis-garis pada perut.
§ Perubahan dalam hubungan dengan individu lain.
Perubahan diatas
menyebabkan wanita hamil merasa cemas, gusar, ketakutan, dan perasaan panik.
Dalam pikiran kehamilan merupakan ancaman, kegawatan, menakutkan, dan
membahayakan diri mereka. Mereka tidak hanya menolak kehamilan akan tetapi
berusaha pula untuk menggugurkan bahkan mencoba bunuh diri. Komplikasi
kehamilan pada trimester ini adalah hiperemis gravidarum dan abortus.
- Hiperemis
Gravidarum
Kehamilan yang paling sering disertai
gangguan psikis adalah hiperemis gravidarum. Hiperemis gravidarum selain
disebabkan kelainan organik (hiperaciditas lambung, kadar HCG yang tinggi),
faktor-faktor psikis sering menjadi dasar penyakit ini misalnya ketidakmatangan
psikoseksual, pertentangan dengan suami atau dengan ibu mertua, kesulitan
sosial ekonomi, ketakutan atau kecemasan dalam persalinan nanti. Muntah-muntah
yang berlebihan merupakan komponen reaksi psikologis terhadap situasi tertentu
dalam kehidupan wanita. Tanpa itu biasanya wanita hamil muda hanya menderita
rasa mual dan muntah sedikit-sedikit (emesis gravidarum).
- Abortus
Abortus habitualis dapat disebabkan oleh
faktor-faktor psikologis seperti pertentangan emosional yang telah ada
sebelumnya atau yang timbul selama kehamilan. Pemikiran dan kecemasan/ketakutan
akan beban-beban dan tanggung jawab dalam hubungannya tugas sebagai istri/ibu,
akan menimbulkan pertentangan emosional yang hebat pada seorang muda usia mungkin
pula abortus habitualis dipengaruhi kecemasan akibat kurangnya perhatian atau
pengertian dari pihak suami dan kurangnya bantuan moral dari pihak keluarga,
kawan-kawannya serta dari pihak dokter.
b. Trimester
kedua
Dengan berlanjutnya proses kehamilan,
wanita hamil mengalami perubahan fokus emosi. Pada trimester kedua ini
identifikasi kehamilan sebagai konsep abstrak telah berubah menjadi
identifikasi yang nyata. Pada masa ini wanita cenderung untuk memikirkan
kesehatan kandungannya, keadaan janin, dan berfantasi akan angan-angan yang
akan dicapainya pada lelahiran nanti.
c. Trimester
ketiga
Selama periode ini sebagian besar wanita
hamil dalam keadaan cemas yang nyata. Sebagian belum pernah merasakan tingkat
kecemasan ini sebelumnya dan yang lainnya dapat mengatasi kecemasan tersebut
dengan baik. Alasan yang mungkin menyebabkan peningkatan kecemasan adalah
kecemasan mengenai ketakutan untuk melahirkan dan kekhawatiran terhadap
anaknya.
Komplikasi obstetri pada trimester ini adalah
pre-eklamsi dan eklamsi.
Ø Pre-eklamsi dan Eklamsi
Pada penyelidikan akhir-akhir ini
menunjukkan kemungkinan bahwa pre-eklamsi dan eklamsi mempunyai latar belakang
psikosomatis. Secara psikologis penyakitnya menunjukkan diri dalam sikap yang
kurang wajar, perasaan bersalah, berdosa ataupun cemas terhadap kehamilannya,
dan kadang-kadang walaupun jarang ada kecenderungan untuk bunuh diri.
Ø Partus prematurus
Partus prematurus dapat disebabkan oleh
ketegangan psikis, tekanan kehidupan modern, dan diikutsertakan wanita dalam
industri. Selanjutnya dapat dibuktikan bahwa frekuensi prematuritas diantara
wanita-wanita yang bekerja di kota-kota besar makin meningkat dari tahun ke
tahun. Demikian pula wanita yang belum nikah sering melahirkan sebelum
waktunya, sehingga kehamilan diluar perkewinan dapat dianggap sebagai faktor
etiologik bagi prematuritas .
Demikianlah Gangguan cemas pada ibu
hamil. Semoga artikel ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar